Saturday, July 2, 2011

PANDANGAN KARL MARX SEBUAH IRONI INDONESIA

PANDANGAN KARL MARX SEBUAH IRONI INDONESIA

oleh: Samson, SE
 
 
a. Tragedi pandangan Karl Marx dalam sejarah Indonesia

Pandangan karl marx (lebih sering disebut dengan Marxisme atau Komunisme) merupakan satu dari sekian banyak hal yang mengegerkan dunia. Banyak kelompok menganggap bahwa pikiran atau pandangan Karl Marx merupakan racun yang membahayakan kehidupan manusia, Sebuah pikiran yang menganjurkan kekerasan, peperangan dan menyebar kebencian sehingga setiap pengikut anjuran dan ajaran Karl Marx layak untuk dibasmi agar tidak menularkan pikirannya kepada manusia lainnya. Tak terkecuali di Indonesia, tragedi 65 yang merupakan klimaks terhadap seluruh rangkaian kudeta merangkak yang dilakukan oleh Soeharto cs terhadap kekuasaan Soekarno diakhiri dengan pembantaian terhadap kaum komunis, atau yang disangka dan dituduh mempunyai keterlibatan dengan Partai Komunis Indonesia sebagai kekuatan politik pengusung ide Karl Marx.
Baru-baru ini terkuak sebuah fakta baru, bahwa Adam Malik (tokoh dan pendiri Murba dan merupakan golongan Tan Malaka) sebagai wapres pertama Soeharto menerima uang dari USA untuk melakukan gerakan pembasmian terhadap kaum komunis Indonesia serta penggulingan Soekarno. Rancangan penggulingan kekuasaan soekarno dan pembasmian terhadap kaum komunis Indonesia pada 1965 tersebut dikenal dengan nama dokumen Gillcrhis. Tragedi tersebut juga menyisakan orang-orang yang disangka dan dituduh mempunyai keterlibatan dengan PKI sebagai tahanan politik yang tidak pernah diadili dimuka peradilan, dan sampai saat ini hal tersebut tidak pernah diselesaikan. Demikian hebatnya pembasmian terhadap kaum komunis diIndonesia disinyalir 3 juta orang dibunuh sesuai dengan statement sarwo edi sebagai komandan operasi pembasmian kaum komunis Indonesia sekaligus merupakan komandan RPKAD. Pembasmian bukan hanya berupa nyawa dan harta kaum komunis namun juga buku-buku yang berbau komunis dan ajaran-ajaran Karl Marx ikut dihabiskan. Hal tersebut ditopang oleh TAP MPR no.25 th 1966 sebagai landasan hukum untuk menjustifikasi upaya terhadap perlawanan dan pembasmian ajaran Karl Marx. Semasa kekuasaan orde baru doktrin kebencian terhadap komunisme dan kelompok yang menggunakan pandangan Karl Marx terus dilakukan.
Penyebaran kebencian tersebut dilakukan dengan sangat sistematis, dimana buku-buku pelajaran sejarah anak-anak sekolah memuat bahwa kaum komunis melakukan pemberontakan, termasuk menciptakan opini bahwa orang-orang komunis adalah orang biadab yang telah melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap 7 (tujuh) jenderal lewat ditayangkannya secara rutin film pemberontakan G30-s tiap tanggal 30 september. Propaganda rezim orba tersebut mendapatkan hasil yang luar biasa, dimana terdapat penyakit komunisto phobi dikalangan rakyat Indonesia. Ukuran yang paling sederhana untuk melihat hal tersebut, ialah ketika rakyat melihat sebuah kekejaman dan kekejian serta tindakan yang buruk dalam lingkungannya dengan umpatan “dasar PKI”, atau hal lain yang diasosiasikan dengan keberadaan orang-orang yang menganut ajaran Karl Marx. Traumatik politik yang dalam diakibatkan oleh ajaran Marx tersebut masih membekas sampai saat ini.
Kejatuhan Soeharto sebagai penguasa membuat banyak bermunculan buku-buku tentang paham komunisme, walaupun tidak berlangsung panjang dan akhirnya dilakukan pembakaran dan pelarangan terhadap penjualan buku-buku tersebut. Sampai era reformasi sekarang ini aturan terhadap pelarangannyapun masih tetap ada, namun dengan kemajuan teknologi yang sangat luar biasa menembus batas negara kita dapat dengan mudah mengakses pandangan dan pikiran Marx yang dikenal dengan nama MARXISME. Generasi muda mempunyai tanggung jawab dan kepentingan serta hak untuk dapat mengetahui Marxisme agar mampu menguak tabir gelap sejarah Indonesia. Atas nama kepentingan ilmu pengetahuan dan hak mendapatkan informasi sudah saatnya kita memecahkan mitos tentang hantu komunisme tersebut dengan cara mempelajari Marxisme, yang pada gilirannya dapat melakukan perbandingan dan pengujian terhadap apa-apa yang dipelajari dari marxisme dengan opini dan doktrin terhadap wajah buruk dan bengis kaum Marxis yang selama ini di propagandakan oleh orde baru beserta kelanjutan pemerintahannya.

b. Pandangan Karl Marx

Karl Marx adalah seorang berkebangsaan Jerman yang dilahirkan dalam keluarga Yahudi pada tanggal 5 mei 1818 di tier distrik mosselle. Ayahnya bernama Herschel adalah keturunan para rabi yahudi yang pada kemudian hari beralih ke agama protestan aliran Lutheran. Membicarakan pandangan Marx yang sangat luas tidak mungkin diselesaikan dengan adanya tulisan ini. Namun sebagai awalan tentu tidak ada salahnya memberikan pengenalan tentang hal tersebut. Pandangan atau ajaran Marx yang dikenal dengan Marxisme atau Komunisme termaktub dalam manifesto partai komunis tahun 1848, merupakan sebuah pandangan yang membuat geger dunia. Sampai saat ini perbincangan dan perdebatannya tetap menjadi perdebatan yang hangat walaupun dibumbui dengan kecurigaan dan kebencian dari segolongan orang yang sesungguhnya tidak mengetahui dan mendalaminya.
Pandangan Marx bersumber dari 3 komponen yaitu filsafat, ekonomi politik dan sosialisme ilmiah. Filsafat marxisme dikenal dengan istilah materialisme dialektis, yang merupakan lawan langsung dari filsafat idealisme. Dalam perkembangan kematangan filsafatnya, Marx bertemu dengan Hegel. Sebagian kalangan menganggap bahwa filsafat Marx merupakan kelanjutan dari filsafat Hegel dikarenakan ketika Marx muda menjadi pengikut Hegel yang lebih dikenal dengan Hegellian. Filsafat materialis dealektis menurut Marx bukan saja berbeda dengan filsafat Hegel tapi juga merupakan lawan langsungnya, dengan mengatakan bahwa filsafat hegel adalah filsafat yang jungkir balik. Marx mengambil inti dialektika filsafat Hegel dan menyampakkan sisi atau inti idealismenya (lihat tulisan Marx tentang kemiskinan filsafat). Selanjutnya perkembangan filsafat materialisme yang disampaikan oleh Fuerbach merupakan filsafat materialisme yang samasekali berlainan dengan filsafat Marx, ini dapat kita temui dalam 11 bantahan terhadap tesis Fuerbach yang dikemukakan oleh Marx. Inti dari Marxisme adalah perjuangan klas yang merupakan penerapan filsafat materialisme dialektis dalam kehidupan masyarakat dan dikenal dengan materialisme historis. Perjuangan klas tersebut didapati oleh Marx dalam penelitian tentang perkembangan masyarakat, dimana marx membagi fase perkembangan masyarakat menjadi komunal primitive, perbudakan, feudal, kapitalis dan komunal modern.
Fase perkembangan masyarakat tersebut dapat terlihat dari corak produksinya (mode of production) yang masing-masing mempunyai kekhususannya pada tiap fasenya. Pada fase awal komunal primitive belum terdapat klas-klas dalam masyarakat, namun sesuai dengan kemajuan hubungan produksi dan kemajuan perkakas produksi serta pembagian kerja dalam masyarakat akhirnya masyarakat terbagi dalam klas-klas yang saling bertentangan. Dalam setiap perkembangan masyarakat pasca komunal primitive terjadi perjuangan klas dalam masyarakat, dimana klas yang berkuasa justru melahirkan klas baru yang revolusioner dan pada akhirnya menggulingkan klas berkuasa. Hal tersebut didapati oleh marx ketika terjadinya revolusi borjuis pada tahun 1789 dimana klas borjuis berhasil menumbangkan klas feudal sebagai klas yang berkuasa. Kemenangan klas borjuis tersebut membawa Perancis pada kekuasaan klas borjuis demokratis yang selanjutnya mengembangkan kapitalisme. Dengan senjata filsafat materialisme dialektis Marx menyimpulkan bahwa kapitalisme adalah bentuk masyarakat berkelas tertinggi yang mau tidak mau akan digulingkan oleh klas proletar menuju masyarakat tanpa klas. Ruang ini tentu tidak dapat menjelaskan Marxisme secara rigid karena begitu komprehensif dan luasnya. Namun diharapkan mampu menjadi pemicu dan imun yang mampu merangsang kita mempelajari Marxisme. Marxisme adalah sebuah ilmu pengetahuan yang sangat komprehensif, maka dalam mempelajari layak kita perlakukan sebagai ilmu. Dalam menemukan dan mengemukakan teorinya, marx menempuh cara kerja yang ilmiah, dimana menurut marx selalu mempunyai 5 tingkatan yaitu; penyelidikan, percobaan, pencatatan, perenungan dan yang terakhir adalah penyimpulan. Mengenai ilmu dan sarjana Marx selalu mengatakan “ilmu tidak boleh menjadi kesukaan diri sendiri. Mereka yang beruntung mampu mencurahkan dirinya pada pengudian ilmu harus yang pertama-tama menempatkan pengetahuan mereka untuk mengabdi umat manusia. Bekerjalah untuk umat manusia”.

Samson, SE

ditulis sebagai bahan diskusi dalam kuliah umum yang diadakan oleh Kedai Pemikiran

No comments: