Saturday, July 2, 2011

patriotisme dan internasionalisme

PATRIOTISME DAN INTERNASIONALISME*
Mao Tje-Tung

            Dapatkah seorang anggota partai komunis, sebagai seorang internasionalis sekaligus sebagai seorang patriot? Kita berpendapat bukan saja dapat tetapi juga harus. Isi konkrit patriotisme ditentukan oleh syarat-syarat sejarah. Ada “patriotisme Jepang dan patriotisme Hitler” dan ada pula patriotisme kita. Anggota partai komunis harus dengan tegas menentang apa yang dinamakan patriotisme agresor  Jepang dan patriotisme Hitler. Orang komunis Jepang dan orang komunis Jerman adalah kaum defaitis terhadap perang yang dilakukan oleh negeri-negeri mereka. Berusaha dengan segala cara supaya perang yang dilakukan kaum agresor Jepang dan Hitler itu kalah adalah kepentingan rakyat Jepang dan rakyat Jerman; semakin total kekalahan itu semakin baik. Itulah yang harus dilakukan oleh orang komunis Jepang dan orang komunis Jerman dan yang memang sedang mereka lakukan. Karena perang yang dilancarkan kaum agresor Jepang dan Jerman itu bukan saja merugikan rakyat sedunia, tetapi juga merugikan rakyatnya sendiri. Tetapi lain halnya dengan keadaan Tiongkok, Tiongkok adalah negeri yang sedang diagresi. Oleh karena itu orang komunis Tiongkok harus memadukan patriotisme dengan internasionalisme. Kita adalah kaum internasionalis dan juga kaum patriot, dan semboyan kita ialah berperang untuk tanahair melawan kaum agresor. Bagi kita defaitisme adalah suatu dosa, sedangkan berjuang untuk kemenangan perang anti Jepang adalah kewajiban yang tidak dapat dielakkan. Karena hanya dengan berperang membela tanahair barulah kita dapat mengalah kaum agresor dan mencapai pembebasan nasional. Dan hanya dengan tercapainya pembebasan nasional barulah mungkin tercapai pembebasan proletariat dan rakyat pekerja lainnya. Kemenangan Tiongkok dan kekalahan kaum imperialis yang mengagresi Tiongkok itu juga berarti bantuan bagi rakyat negeri-negeri lain. Dengan demikian patriotisme adalah penerapan internasionalisme dalam perang pembebasan nasional. Oleh karena itu  setiap anggota partai komunis harus mengembangkan insiatif mereka sepenuh-penuhnya, maju kemedan pertempuran perang pembebasan nasional dengan gagah berani dan teguh hati dan membidikkan senapan mereka kepada kaum agresor Jepang. Oleh karena itu segera setelah peristiwa 18 September, partai kita mengeluarkan seruan supaya melawan kaum agresor Jepang dengan perang beladiri nasional; kemudian menganjurkan penggalangan front persatuan nasional anti Jepang, memerintahkan tentara merah supaya mereorganisasi diri menjadi tentara revolusioner nasional anti Jepang dan maju kegaris depan untuk bertempur, menginstruksikan anggota-anggota partai kita sendiri supaya berdiri digarisdepan dalam perang anti Jepang dan membela tanahair sampai titik darah yang penghabisan. Tindakan-tindakan patriotik ini adalah wajar dan justru merupakan pelaksanaan internasionalisme di Tiongkok, sedikitpun tidak bertentangan dengan internasionalisme. Hanya mereka yang yang kacau pikirannya mengenai politik atau yang mempunyai maksud tersembunyi sajalah yang beromongkosong bahwa kita telah berbuat salah dan telah melepaskan internasionalisme.  




* Tulisan Mao Tje-Tung ditulis pada Oktober 1938, ini merupakan sub judul dan diterbitkan dalam buku pilihan karya Mao Tje-Tung jilid II oleh Pustaka bahasa asing di Peking tahun 1968  

No comments: